Senin, 25 Juli 2011

Prinsip-prinsip Pondasi untuk Bangunan

Pondasi merupakan bagian bangunan yang berfungsi sebagai telapak agar struktur keseluruhannya dapat berdiri mantap di atas tanah. Namun demikian ada pula jenis bangunan yang menggunakan pondasi alas apung karena berdiri di atas air/sungai/danau. Setiap pondasi bangunan perlu dirancanakan berdasarkan jenis, kekuatan dan daya dukung tanah tempat berdirinya. Bagi tanah yang stabil dan memiliki daya dukung baik, maka pondasinya juga membutuhkan konstruksi yang sederhana. Jika tanahnya labil dan memiliki daya dukung buruk, maka pondasinya juga harus lebih kompleks. Lokasi bangunan yang berdiri di atas tanah bukit keras dan berbatu-batu memiliki jenis tanah yang baik dan menyebabkan bangunan yang berdiri di atasnya tidak mudah tenggelam/amblas ke dalam tanah. Di sisi lain lokasi bangunan yang berdiri di atas rawa lembek memiliki jenis tanah yang buruk dan menyebabkan bangunan mudah terperosok ke dalamnya.


Beberapa jenis pondasi dibuat untuk mengantisipasi terperosoknya bangunan ke dalam tanah yang memiliki daya dukung buruk. Ada tipe pondasi dalam yang dibuat dengan memancangkan tonggak sampai kedalaman tertentu hingga ujung bawahnya mencapai tanah keras. Ada pula pondasi dalam yang dibuat tanpa harus panjang hingga mencapai tanah keras namun badannya tidak rata hingga gesekan antara badan tiang pondasi dan tanah yang ada di sekelilingnya mampu menahan berat bangunan. Ada tipe pondasi dangkal yang menganggap bangunan seperti perahu dan tanah adalah lautnya, hingga tercipta sistem yang membuat bangunan terapung di atas tanah.

Pondasi dalam yang mengandalkan tanah keras dimensinya ditentukan oleh hasil survey pengeboran data kedalaman tanah keras. Pondasi dalam yang mengandalkan gesekan badan tiang dimensinya ditentukan oleh kekuatan tanah dalam mencengkeram tiang pondasi. Dimensi pondasi dangkal ditentukan dengan lebar pondasi yang mampu menampung beban bangunan. Pondasi dangkal di lokasi tanah yang buruk bahkan dapat menetapkan konstruksi pondasi dengan pelat menyeluruh selebar tapak bangunan. Ketinggian atau kedalaman pondasi dangkal bukanlah tolok ukur ketepatannya, namun lebar pondasi yang menapak di atas tanahlah yang menjadi perhitungan. Konstruksi pondasi dalam dibuat dengan beton, sedangkan konstruksi pondasi dangkal dapat dibuat dengan beton atau pasangan batu.

Pondasi dalam ditetapkan pada titik-titik tertentu yang diperhitungkan agar dapat merata menyangga beban bangunan. Titik-titik ini perlu dihubungkan dengan balok agar dapat menyangga sisi bangunan yang tidak menumpu tepat di atas pondasi dalam. Besaran balok tergantung dari jarak titik-titik pondasi dalam dan beratnya beban bangunan yang dipikul. Ada perhitungan matematis dalam bidang teknik sipil yang dapat menentukan dimensi pondasi beserta balok yang menghubungkannya. Balok-balok penghubung antar titik pondasi ini disebut dengan ’sloof’ atau ’tie beam’. Pondasi dalam digunakan untuk bangunan yang berat/besar dai ketinggian 2 lantai, 3 lantai sampai gedung pencakar langit. Pondasi dangkal dapat digunakan untuk bangunan yang tidak terlalu besar setinggi 1 lantai dan 2 lantai. Sistemnya dapat berupa titik, lajur maupun pelat secara menyeluruh. Untuk sistem titik dan lajur perlu dipertimbangkan luasan alasnya bersesuaian dengan daya dukung tanah dan berat bangunan.

Dalam satu gugus bangunan dapat terjadi beban yang berbeda pada setiap bagiannya. Dengan demikian dalam mendukung setiap bagian berat bangunan yang berbeda juga memiliki besaran pondasi yang berbeda-beda pula. Bahkan jika perbedaan berat bagian bangunan cukup tinggi, perlu dibuat pemishan struktur yang disebut dengan ’dilatasi’. Pemisahan struktur ini juga berlaku untuk bangunan yang memiliki gugusan panjang, hinga perlu dibuat ’dilatasi’ menjadi beberapa penggal bagian bangunan.

Oleh : Tjahja Tribinuka
Dosen Jurusan Arsitektur ITS

Kamis, 02 Juni 2011

Tutorial scheduling

tutorial Ms project => scheduling
tutorial Ms. excel => scheduling,
 TUTORIAL

Selasa, 31 Mei 2011

Jumat, 27 Mei 2011

Peta zona gempa 2010



Peta ini memang bukan peta rawan bencana (gempa). Peta ini dibuat oleh Departemen Pekerjaan Umum untuk kebutuhan building code atau perijinan serta peraturan untuk membangun bangunan baru, termasuk gedung, jembatan, bendungan serta konstruksi lainnya. Jadi perlu diketahui bahwa peta ini diperlukan untuk mengkaji strutur bangunan yang akan dibangun didaerah yang dipetakan. Sedangkan peta untuk kebutuhan kebencanaan harus diturunkan atau diproses dan dan dianalisa lanjut sesuai dengan mikrozonasi kerawanan gempa.


sumber

Rabu, 25 Mei 2011

Matrix Calculator PRO for Civil Engineering

Software ini memang sederhana dan di butuhin buat seorang mahasiswa teknik sipil,
Kok bisa di butuhin?Ehm mungkin di beberapa perguruan tinggi negeri ataupun swasta terdapat namanya mata kuliah "Analisa Struktur Dengan Matrik" atau " Elemen Hingga " atau dengan namanya yang lain namun memiliki kesamaan fungsi. Nah, mungkin kalkulator ini bisa membantu meringankan beban juragan semua dalam mengerjakan permasalahan tersebut. YANG UDAH TAHU biarlah yang belum tahu jadi TAHU
download disini

Sabtu, 21 Mei 2011

Struktural Analysis (7th Edition) (E-book)

E-Book Teknik Sipil

Buku ini memberikan sebuah presentasi yang jelas kepada siswa dan menyeluruh tentang teori dan penerapan analisis struktur yang berlaku untuk gulungan, balok, dan bingkai. Pembaca diajarkan topik yang lebih ditekankan pada pengajaran untuk membuat kedua model yang baik dan menganalisis struktur.

silahkan download disini

Jumat, 20 Mei 2011

Tips Mengatasi Masalah Pada Bangunan

Kerusakan pada bangunan struktur, sering kali disebabkan oleh kesalahan manusia (human error), hal ini karena manusia/pekerja ini sebagian besar kualitasnya masih jauh dibawah rata-rata dibandingkan dengan perkembangan teknologi bahan itu sendiri. Selain manusia, kebutuhan akan dana/uang sangat memegang peranan penting dalam memenuhi akan kualitas bangunan yang bermutu karena dengan dana yang minim tentu akan memilih material yang kualitas minim pula/kualitas rendah. Tentu dengan kualitas rendah maka umur bangunan itu sendiri ikut rendah. Untuk mengatasi masalah dengan kualitas rendah, baik dari segi manusia maupun material, ada beberapa tip untuk menutupi pengeluaran yang besar dengan peningkatan kekuatan struktur bangunan.


Kamis, 19 Mei 2011

Tabel Profil BAJA WF

Tabel profil baja WF, download disini

Dasar-Dasar Beton Komposisi dan Pencampuran Beton

Adukan Beton direncanakan sedemikian rupa sehingga beton yang dihasilkan dapat dengan mudah dikerjakan dengan biaya yang serendah mungkin tentu saja.
Beton harus mempunyai workabilitas yang tinggi, memiliki sifat kohesi yang tinggi saat dalam kondisi plastis (belum mengeras), sehingga beton yang dihasilkan cukup kuat dan tahan lama.
Adukan (campuran) beton harus mempertimbangkan lingkungan di mana beton tersebut akan berdiri, misalnya di lingkungan tepi laut, atau beban-beban yang berat, atau kondisi cuaca yang ekstrim.
PROPORSIONAL
Reminder: Beton adalah campuran antara semen, agregat kasar dan halus, air, dan zat aditif.
Komposisi yang berbeda-beda di antara bahan baku beton mempengaruhi sifat beton yang dihasilkan pada akhirnya. Pembagian ini biasanya diukur dalam satuan berat. Pengukuran berdasarkan volume juga sebenarnya bisa, dan lebih banyak dilakukan pada konstruksi skala kecil, misalnya rumah tinggal.

SEMEN
Jika kadar semen dinaikkan, maka kekuatan dan durabilitas beton juga akan meningkat. Semen (bersama dengan air) akan membentuk pasta yang akan mengikat agregat mulai dari yang paling besar (kasar) sampai yang paling halus.
AIR
Sebaliknya, penambahan air justru akan mengurangi kekuatan beton. Air cukup digunakan untuk melarutkan semen. Air juga yang membuat adukan menjadi kohesif, dan mudah dikerjakan (workable).
RASIO AIR-SEMEN
Biasa disebut dengan w/c ratio alias water to cement ratio. Jika w/c ratio semakin besar, kekuatan dan daya tahan beton menjadi berkurang. Pada lingkungan tertentu, rasio air-semen ini dibatasi maksimal 0.40-0.50 tergantung sifat korosif atau kadar sulfat yang ada di lingkungan tersebut.

ENCAMPURAN
Beton harus dicampur dan diaduk dengan baik sehingga sement, air, agregat, dan zat tambahan bisa tersebar merata di dalam adukan.
Beton biasanya dicampur dengan menggunakan mesin. Ada yang dicampur di lapangan (site) ada juga yang sudah dicampur sebelum dibawa ke lapangan, atau istilahnya ready-mix.
Untuk beton ready-mix, takarannya sudah diukur di batch plant, kemudian dicampur dan dimasukkan ke dalam truk. Selama perjalanan drum beton tersebut terus diputar agar beton tidak mengalami setting di dalam drum. Kan aneh kalau misalnya kena macet trus betonnya sudah mengeras di dalam drum. Kadang, di dalam perjalanan, bisa jadi karena lama di jalan, cuaca panas, atau kelamaan diputar, temperatur di dalam drum meningkat sehingga air menguap. Kondisi ini kadang “diakali” dengan memasukkan bongkahan es balok yang besar ke dalam drum, sehingga kadar air bisa tetap dipertahankan. Hmm.. kalo ditambah sedotan, drum truk itu bisa kita beri label “Jus Beton Segar”.. :D
Sementara beton yang dicampur dilapangan biasanya menggunakan mesin yang dinamakan MOLEN (mirip-mirip nama sejenis gorengan pisang). Sewaktu mencampur di lapangan, agregat terlebih dahulu dimasukkan ke dalam tong (molen), kemudian diikuti oleh pasir dan terakhir semen. Semuanya dalam takaran tertentu sesuai dengan mutu beton yang diinginkan.
 da kata pepatah: Jangan menggunakan sekop untuk menakar adukan beton untuk molen! (Padahal ini yang sering dilakukan) :D
Ukuran takaran biasanya dinyatakan dalam satuan berat, sementara sekop tidak bisa mengukur berat. Jangan sampai rasio adukan 1:2:3 diartikan sebagai 1 sekop semen, 2 sekop pasir dan 3 sekop kerikil (agregat). Tentu saja hasil (mutu) yang diperoleh akan berbeda. Kecuali kalau ada sekop canggih yang bisa sekaligus mengukur berat muatannya. :) (hmm..)


Ketika semua bahan (kecuali air) sudah masuk, moleh diputar sehingga semua bahan tercampur. Katanya sih, kalau sudah tidak ada pasir yang terlihat secara kasat mata, berarti adukannya itu sudah merata. Saat itulah dilakukan penambahan air sedikit demi sedikit.
Molen punya kapasitas (volume). Mencampur terlalu penuh juga tidak efektif karena proses pencampurannya akan memakan waktu yang lebih lama. Sebaiknya molen diisi secukupnya dulu, kemudian jika sudah jadi, seluruh isi molen dituang ke wadah sementara sebelum diangkut atau dicor ke bekisting. Sewaktu adukan beton diangkut (dicor), molen bisa bekerja lagi untuk membuat adukan berikutnya. Begitu adukan pertama sudah dituang semua, molen pun sudah selesai membuat adukan kedua, jadi tidak ada delay ketika molen bekerja.
Nah, untuk skala yang sangat kecil, beton boleh dicampur dengan menggunakan sekop. Harus dilakukan di tempat yang datar dan bersih (maksudnya bebas dari ranting, daun, sampah, dan material pengganggu lainnya). Kerikil, pasir, dan semen diaduk/dicampur dulu, kemudian dibuat seperti gundukan, dan di puncaknya digali dibuat seperti danau untuk menampung air. Jika adukan dicampur di wadah yang sisi-sisinya tertutup sehingga air bisa dibendung, nggak usah repot-repot bikin gundukan, langsung saja tuang air ke wadah tersebut. :)
Sebagai penutup, kami akan berikan tabel komposisi berat semen, pasir, dan kerikil, serta volume air yang dibutuhkan untuk membuat 1 m3 beton dengan mutu tertentu.

Mutu Beton Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg) Air (liter) w/c ratio
7.4 MPa (K 100) 247 869 999 215 0.87
9.8 MPa (K 125) 276 828 1012 215 0.78
12.2 MPa (K 150) 299 799 1017 215 0.72
14.5 MPa (K 175) 326 760 1029 215 0.66
16.9 MPa (K 200) 352 731 1031 215 0.61
19.3 MPa (K 225) 371 698 1047 215 0.58
21.7 MPa (K 250) 384 692 1039 215 0.56
24.0 MPa (K 275) 406 684 1026 215 0.53
26.4 MPa (K 300) 413 681 1021 215 0.52
28.8 MPa (K 325) 439 670 1006 215 0.49
31.2 MPa (K 350) 448 667 1000 215 0.48

Referensi tabel :
SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh Dept Pekerjaan Umum.

Rabu, 18 Mei 2011

THEODOLITE (sejarah theodolite)

Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut

mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam

theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik).Theodolite merupakan alat yang paling canggih diantara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi

sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington 1997).



Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien

(Farrington 1997) Instrumen pertama lebih seperti alat survey theodolit benar adalah kemungkinan yang dibangun oleh Joshua Habermel (de: Erasmus Habermehl) di Jerman pada 1576, lengkap dengan kompas dan tripod. Awal altazimuth instrumen yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh lingkaran di sayap vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering setengah lingkaran. Alidade pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat obyek untuk pengukuran sudut horisontal, dan yang kedua alidade telah terpasang pada vertikal setengah lingkaran. Nanti satu instrumen telah alidade pada vertikal setengah lingkaran dan setengah lingkaran keseluruhan telah terpasang sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan sudut horisontal secara langsung. Pada akhirnya, sederhana, buka-mata alidade diganti dengan pengamatan teleskop. Ini pertama kali dilakukan oleh Jonathan Sisson pada 1725.



Alat survey theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787 dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey theodolite besar yang terkenal, yang dia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain sendiri. Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat Datar bila sudut verticalnya dibuat 90ยบ. Dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.







PENGENALAN THEODOLITE LASER
1. bagian bawah, terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yang menyanggah suatu tabung sumbu dan pelat mendatar berbentuk lingkaran. Pada tepi lingkaran ini dibuat pengunci limbus.


2. bagian tengah, terdiri dari suatu sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung dan diletakkan pada bagian bawah. Sumbu ini adalah sumbu tegak lurus kesatu. Diatas sumbu kesatu diletakkan lagi suatu plat yang berbentuk lingkaran yang berbentuk lingkaran yang mempunyai jari – jari plat pada bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat pembaca nonius. Di atas plat nonius ini ditempatkan 2 kaki yang menjadi penyanggah sumbu mendatar atau sumbu kedua dan sutu nivo tabung diletakkan untuk membuat sumbu kesatu tegak lurus, cek info lainnya di jual lingerie. Lingkaran dibuat dari kaca dengan garis – garis pembagian skala dan angka digoreskan di permukaannya. Garis – garis tersebut sangat tipis dan lebih jelas tajam bila dibandingkan hasil goresan pada logam. Lingkaran dibagi dalam derajat sexagesimal yaitu suatu lingkaran penuh dibagi dalam 360° atau dalam grades senticimal yaitu satu lingkaran penuh dibagi dalam 400 g.



3. bagian atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyanggah sumbu kedua. Pada sumbu kedua diletakkan suatu teropong yang mempunyai diafragma dan dengan demikian mempunyai garis bidik. Pada sumbu ini pula diletakkan plat yang berbentuk lingkaran tegak sama seperti plat lingkaran mendatar.



SYARAT – SYARAT THEODOLITE
Syarat – syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite (pada galon air) sehingga siap
dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah sbb :

1. sumbu kesatu benar – benar tegak / vertical.

2. sumbu kedua haarus benar – benar mendatar.

3. garis bidik harus tegak lurus sumbu kedua / mendatar.

4. tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu.



A. BAGIAN – BAGIAN DARI THEODOLIT



Secara umum, konstruksi theodolit terbagi atas dua bagian :

1. Bagian atas, terdiri dari :

o Teropong / Teleskope

o Nivo tabung

o Sekrup Okuler dan Objektif

o Sekrup Gerak Vertikal

o Sekrup gerak horizontal

o Teropong bacaan sudut vertical dan horizontal

o Nivo kotak

o Sekrup pengunci teropong

o Sekrup pengunci sudut vertical

o Sekrup pengatur menit dan detik

o Sekrup pengatur sudut horizontal dan vertikal



2. Bagian Bawah terdiri dari :

o Statif / Trifoot

o Tiga sekrup penyetel nivo kotak

o Unting – unting

o Sekrup repetisi

o Sekrup pengunci pesawat dengan statif



MACAM / JENIS THEODOLIT
Macam Theodolit berdasarkan konstruksinya, dikenal dua macam yaitu:


1. Theodolit Reiterasi ( Theodolit sumbu tunggal )

Dalam theodolit ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan kiap, sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa di atur. Theodolit yang di maksud adalah theodolit type T0 (wild) dan type DKM-2A (Kem)



2. Theodolite Repitisi

Konsruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu bahwa lingkaran mendatarnya dapt diatur dan dapt mengelilingi sumbu tegak.Akibatnya dari konstuksi ini, maka bacaan lingkaran skala mendatar 0ยบ, dapat ditentukan kearah bdikan / target myang dikehendaki. Theodolit yang termasuk ke dalam jenis ini adalah theodolit type TM 6 dan TL 60-DP (Sokkisha ), TL 6-DE (Topcon), Th-51(Zeiss)



3. Theodolite Modern
Theodolites di hari ini, membaca dari kalangan vertikal dan horisontal biasanya dilakukan secara elektronik. Readout yang dilakukan oleh rotary encoder, yang dapat absolut, misalnya Gray menggunakan kode, atau meningkat, dengan terang dan gelap sama jauh radial band.



Bangunan air

Perencanaan Bendungan ,download

Senin, 16 Mei 2011

Peraturan pembebanan untuk gedung di Indonesia

Berikut ini adalah rangkuman yang ada didalam peraturan pembebanan gedung di Indonesia.



Kombinasi Pembebanan :

- Pembebanan Tetap          : M + H

- Pembebanan Sementara  : M + H + A

                                            : M + H + G

- Pembebanan Khusus       : M + H + G

                                           : M + H + A + K

                                           : M + H + G + K
dengan,

M = Beban Mati, DL (Dead Load)

H = Beban Hidup, LL (Live Load)

A = Beban Angin, WL (Wind Load)

G = Beban Hidup, E (Earthquake)

K = Beban Khusus





Beban   Khusus,   beban   akibat   selisih   suhu,   pengangkatan   dan   pemasangan, penurunan pondasi, susut, gaya rem dari keran, gaya sentrifugal, getaran mesin.



Perencanaan komponen struktural gedung direncanakan dengan kekuatan batas (ULS), maka beban tersebut perlu dikalikan dengan faktor beban.



Pada   peninjauan   beban   kerja   pada   tanah   dan   pondasi,   perhitungan   Daya   Dukung   Tanah (DDT) izin dapat dinaikkan (lihat tabel).
Jenis Tanah Pondasi Pembebanan Tetap DDT izin (kg/cm2) Pembebanan Sementara kenaikan DDT izin (%)
Keras ≥ 5,0 50
Sedang 2,0 – 5,0 30
Lunak 0,5 – 2,0 0 - 30
Sangat Lunak 0,0 - 0,5 0
Note : 1 kg/cm2 = 98,0665 kPa (kN/m2)



Faktor keamanan (SF ≥ 1,5) tinjauan terhadap guling, gelincir dll. Beban Mati, berat sendiri bahan bangunan komponen gedung.





 BAHAN BANGUNAN
Baja          : 7.850 kg/m3

Batu Alam : 2.600 kg/m3

Batu belah, batu bulat, batu gunung (berat tumpuk) : 1.500 kg/m3

Batu karang (berat tumpuk)  : 700 kg/m3

Batu pecah : 1.450 kg/m3

Besi tuang  : 7.250 kg/m3
Beton (1)    : 2.200 kg/m3

Beton bertulang (2)  : 2.400 kg/m3

Kayu (Kelas I) (3)     : 1.000 kg/m3
Kerikil, koral (kering udara sampai lembap, tanpa diayak)  : 1.650 kg/m3

Pasangan bata merah  : 1.700 kg/m3

Pasangan batu belah, batu belat, batu gunung : 2.200 kg/m3

Pasangan batu cetak    : 2.200 kg/m3

Pasangan batu karang  : 1.450 kg/m3

Pasir (kering udara sampai lembap) : 1.600 kg/m3

Pasir (jenuh air)             : 1.800 kg/m3

Pasir kerikil, koral (kering udara sampai lembap) : 1.850 kg/m3

Tanah, lempung dan lanau (kering udara sampai lembap) : 1.700 kg/m3

Tanah, lempung dan lanau (basah) : 2.000 kg/m3

Tanah hitam                  : 11.400 kg/m3



KOMPONEN GEDUNG
Adukan, per cm tebal :

- dari semen : 21 kg/m2

- dari kapur, semen merah atau tras : 17 kg/m2

Aspal, termasuk bahan-bahan mineral tambahan,  per cm tebal : 14 kg/m2

Dinding Pas. Bata merah :

- satu batu         : 450 kg/m2

- setengah batu : 250 kg/m2

Dinding pasangan batako :

Berlubang :

- tebal dinding 20 cm (HB 20)  : 200 kg/m2

- tebal dinding 10 cm (HB 10)  : 120 kg/m2

Tanpa lubang

-  tebal dinding 15 cm  : 300 kg/m2

-  tebal dinding 10 cm  : 200 kg/m2



Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku), terdiri dari :

- semen asbes (eternit dan bahan lain sejenis), dengan tebal maksimum 4 mm : 11 kg/m2

- kaca, dengan tebal 3 – 4 mm 10 kg/m2

Lantai kayu sederhana dengan balok kayu, tanpa langit-langit dengan bentang maksimum 5m : 40 kg/m2,

dan untuk beban hidup maksimum : 200 kg/m2

Penggantung langit-langit (dari kayu), dengan bentang maksimum 7 kg/m5m dan jarak s.k.s minimum 0,8 m

Penutup atap genting dengan reng dan usuk/kaso per m50 kg/m2

Bidang atap

Penutup atap sirap dengan reng dan usuk/kaso per m2      : 40 kg/m2

Penutup atap seng gelombang (BWG 24) tanpa gordeng  : 10 kg/m2

Penutup lantai dari ubin semen portland, teraso dan beton, 24 kg/mtanpa adukan, per cm tebal

Semen asbes gelombang (tebal 5 mm) : 11 kg/m2

Catatan :

(1) Nilai ini tidak berlaku untuk beton pengisi

(2) Untuk beton getar, beton kejut, beton mampat dan beton padat lain sejenis, berat sendirinya harus ditentukan sendiri.

(3) Nilai ini adalah nilai rata-rata, untuk jenis kayu tertentu lihat Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia.




Permeabilitas tanah

Permeabilitas merupakan sifat bahan berpori, dia dapat mengalir / merembes dalam tanah, (dalam tanah dapat terjadi erkolasi air). Tinggi rendahnya permeabilitas ditentukan ukuran pori.

Pori bersifat sangat permeabel = permeabilitasnya tinggi = bersifat pervius
- Lempung bersifat impermeabel = permeabilitasnya rendah= impervius = rapat air / kedap air.
- Lanau dan tanah campuran pasir lempung permeabilitasnya antara pasir lempung


Koefisien Permeabilitas (k)
Nilai k untuk macam-macam tanah
Kerikil > 10 cm/det
Pasir 10-1 O2 cm/det
Lanau 102 -105 cm/det
Lempung < 105 cm/det

Aliran dalam tanah umumnya aliran laminer berlaku hukum Darcy

V = ki
dimana V = kecepatan (cm/det)
            k = koefisien permeabilitas
            I = gradien hidrolik h/l = selisih tinggi tekanan dibagi panjang lintasan
Dari rumus tersebut dapat didefinisikan k adalah kecepatan aliran bila gradien hidrolik 1 = 1

Minggu, 15 Mei 2011

THEODOLIT (sejarah theodolit)

Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut
mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam
theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik).Theodolite merupakan alat yang paling canggih diantara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi
sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington 1997).

Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien
(Farrington 1997) Instrumen pertama lebih seperti alat survey theodolit benar adalah kemungkinan yang dibangun oleh Joshua Habermel (de: Erasmus Habermehl) di Jerman pada 1576, lengkap dengan kompas dan tripod. Awal altazimuth instrumen yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh lingkaran di sayap vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering setengah lingkaran. Alidade pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat obyek untuk pengukuran sudut horisontal, dan yang kedua alidade telah terpasang pada vertikal setengah lingkaran. Nanti satu instrumen telah alidade pada vertikal setengah lingkaran dan setengah lingkaran keseluruhan telah terpasang sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan sudut horisontal secara langsung. Pada akhirnya, sederhana, buka-mata alidade diganti dengan pengamatan teleskop. Ini pertama kali dilakukan oleh Jonathan Sisson pada 1725.

Alat survey theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787 dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey theodolite besar yang terkenal, yang dia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain sendiri. Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat Datar bila sudut verticalnya dibuat 90ยบ. Dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.



PENGENALAN THEODOLITE LASER
1. bagian bawah, terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yang menyanggah suatu tabung sumbu dan pelat mendatar berbentuk lingkaran. Pada tepi lingkaran ini dibuat pengunci limbus.

2. bagian tengah, terdiri dari suatu sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung dan diletakkan pada bagian bawah. Sumbu ini adalah sumbu tegak lurus kesatu. Diatas sumbu kesatu diletakkan lagi suatu plat yang berbentuk lingkaran yang berbentuk lingkaran yang mempunyai jari – jari plat pada bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat pembaca nonius. Di atas plat nonius ini ditempatkan 2 kaki yang menjadi penyanggah sumbu mendatar atau sumbu kedua dan sutu nivo tabung diletakkan untuk membuat sumbu kesatu tegak lurus, cek info lainnya di jual lingerie. Lingkaran dibuat dari kaca dengan garis – garis pembagian skala dan angka digoreskan di permukaannya. Garis – garis tersebut sangat tipis dan lebih jelas tajam bila dibandingkan hasil goresan pada logam. Lingkaran dibagi dalam derajat sexagesimal yaitu suatu lingkaran penuh dibagi dalam 360° atau dalam grades senticimal yaitu satu lingkaran penuh dibagi dalam 400 g.

3. bagian atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyanggah sumbu kedua. Pada sumbu kedua diletakkan suatu teropong yang mempunyai diafragma dan dengan demikian mempunyai garis bidik. Pada sumbu ini pula diletakkan plat yang berbentuk lingkaran tegak sama seperti plat lingkaran mendatar.

SYARAT – SYARAT THEODOLITE
Syarat – syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite (pada galon air) sehingga siap
dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah sbb :
1. sumbu kesatu benar – benar tegak / vertical.
2. sumbu kedua haarus benar – benar mendatar.
3. garis bidik harus tegak lurus sumbu kedua / mendatar.
4. tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu.

A. BAGIAN – BAGIAN DARI THEODOLIT

Secara umum, konstruksi theodolit terbagi atas dua bagian :
1. Bagian atas, terdiri dari :
o Teropong / Teleskope
o Nivo tabung
o Sekrup Okuler dan Objektif
o Sekrup Gerak Vertikal
o Sekrup gerak horizontal
o Teropong bacaan sudut vertical dan horizontal
o Nivo kotak
o Sekrup pengunci teropong
o Sekrup pengunci sudut vertical
o Sekrup pengatur menit dan detik
o Sekrup pengatur sudut horizontal dan vertikal

2. Bagian Bawah terdiri dari :
o Statif / Trifoot
o Tiga sekrup penyetel nivo kotak
o Unting – unting
o Sekrup repetisi
o Sekrup pengunci pesawat dengan statif

MACAM / JENIS THEODOLIT
Macam Theodolit berdasarkan konstruksinya, dikenal dua macam yaitu:

1. Theodolit Reiterasi ( Theodolit sumbu tunggal )
Dalam theodolit ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan kiap, sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa di atur. Theodolit yang di maksud adalah theodolit type T0 (wild) dan type DKM-2A (Kem)

2. Theodolite Repitisi
Konsruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu bahwa lingkaran mendatarnya dapt diatur dan dapt mengelilingi sumbu tegak.Akibatnya dari konstuksi ini, maka bacaan lingkaran skala mendatar 0ยบ, dapat ditentukan kearah bdikan / target myang dikehendaki. Theodolit yang termasuk ke dalam jenis ini adalah theodolit type TM 6 dan TL 60-DP (Sokkisha ), TL 6-DE (Topcon), Th-51(Zeiss)

3. Theodolite Modern
Theodolites di hari ini, membaca dari kalangan vertikal dan horisontal biasanya dilakukan secara elektronik. Readout yang dilakukan oleh rotary encoder, yang dapat absolut, misalnya Gray menggunakan kode, atau meningkat, dengan terang dan gelap sama jauh radial band.

Bangunan air

Perencanaan Bendungan ,download

Permeabilitas tanah

Permeabilitas merupakan sifat bahan berpori, dia dapat mengalir / merembes dalam tanah, (dalam tanah dapat terjadi erkolasi air). Tinggi rendahnya permeabilitas ditentukan ukuran pori.


Pori bersifat sangat permeabel = permeabilitasnya tinggi = bersifat pervius

- Lempung bersifat impermeabel = permeabilitasnya rendah= impervius = rapat air / kedap air.

- Lanau dan tanah campuran pasir lempung permeabilitasnya antara pasir lempung





Koefisien Permeabilitas (k)

Nilai k untuk macam-macam tanah

Kerikil > 10 cm/det

Pasir 10-1 O2 cm/det

Lanau 102 -105 cm/det

Lempung < 105 cm/det



Aliran dalam tanah umumnya aliran laminer berlaku hukum Darcy



V = ki
dimana V = kecepatan (cm/det)

            k = koefisien permeabilitas

            I = gradien hidrolik h/l = selisih tinggi tekanan dibagi panjang lintasan

Dari rumus tersebut dapat didefinisikan k adalah kecepatan aliran bila gradien hidrolik 1 = 1

Jumat, 13 Mei 2011

Peraturan pembebanan untuk gedung di Indonesia

Berikut ini adalah rangkuman yang ada didalam peraturan pembebanan gedung di Indonesia.

Kombinasi Pembebanan :
- Pembebanan Tetap          : M + H
- Pembebanan Sementara  : M + H + A
                                            : M + H + G
- Pembebanan Khusus       : M + H + G
                                           : M + H + A + K
                                           : M + H + G + K
dengan,
M = Beban Mati, DL (Dead Load)
H = Beban Hidup, LL (Live Load)
A = Beban Angin, WL (Wind Load)
G = Beban Hidup, E (Earthquake)
K = Beban Khusus


Beban   Khusus,   beban   akibat   selisih   suhu,   pengangkatan   dan   pemasangan, penurunan pondasi, susut, gaya rem dari keran, gaya sentrifugal, getaran mesin.

Perencanaan komponen struktural gedung direncanakan dengan kekuatan batas (ULS), maka beban tersebut perlu dikalikan dengan faktor beban.

Pada   peninjauan   beban   kerja   pada   tanah   dan   pondasi,   perhitungan   Daya   Dukung   Tanah (DDT) izin dapat dinaikkan (lihat tabel).
Jenis Tanah Pondasi Pembebanan Tetap DDT izin (kg/cm2) Pembebanan Sementara kenaikan DDT izin (%)
Keras ≥ 5,0 50
Sedang 2,0 – 5,0 30
Lunak 0,5 – 2,0 0 - 30
Sangat Lunak 0,0 - 0,5 0
Note : 1 kg/cm2 = 98,0665 kPa (kN/m2)

Faktor keamanan (SF ≥ 1,5) tinjauan terhadap guling, gelincir dll. Beban Mati, berat sendiri bahan bangunan komponen gedung.


 BAHAN BANGUNAN
Baja          : 7.850 kg/m3
Batu Alam : 2.600 kg/m3
Batu belah, batu bulat, batu gunung (berat tumpuk) : 1.500 kg/m3
Batu karang (berat tumpuk)  : 700 kg/m3
Batu pecah : 1.450 kg/m3
Besi tuang  : 7.250 kg/m3
Beton (1)    : 2.200 kg/m3
Beton bertulang (2)  : 2.400 kg/m3
Kayu (Kelas I) (3)     : 1.000 kg/m3
Kerikil, koral (kering udara sampai lembap, tanpa diayak)  : 1.650 kg/m3
Pasangan bata merah  : 1.700 kg/m3
Pasangan batu belah, batu belat, batu gunung : 2.200 kg/m3
Pasangan batu cetak    : 2.200 kg/m3
Pasangan batu karang  : 1.450 kg/m3
Pasir (kering udara sampai lembap) : 1.600 kg/m3
Pasir (jenuh air)             : 1.800 kg/m3
Pasir kerikil, koral (kering udara sampai lembap) : 1.850 kg/m3
Tanah, lempung dan lanau (kering udara sampai lembap) : 1.700 kg/m3
Tanah, lempung dan lanau (basah) : 2.000 kg/m3
Tanah hitam                  : 11.400 kg/m3


KOMPONEN GEDUNG
Adukan, per cm tebal :
- dari semen : 21 kg/m2
- dari kapur, semen merah atau tras : 17 kg/m2
Aspal, termasuk bahan-bahan mineral tambahan,  per cm tebal : 14 kg/m2
Dinding Pas. Bata merah :
- satu batu         : 450 kg/m2
- setengah batu : 250 kg/m2
Dinding pasangan batako :
Berlubang :
- tebal dinding 20 cm (HB 20)  : 200 kg/m2
- tebal dinding 10 cm (HB 10)  : 120 kg/m2
Tanpa lubang
-  tebal dinding 15 cm  : 300 kg/m2
-  tebal dinding 10 cm  : 200 kg/m2

Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku), terdiri dari :
- semen asbes (eternit dan bahan lain sejenis), dengan tebal maksimum 4 mm : 11 kg/m2
- kaca, dengan tebal 3 – 4 mm 10 kg/m2
Lantai kayu sederhana dengan balok kayu, tanpa langit-langit dengan bentang maksimum 5m : 40 kg/m2,
dan untuk beban hidup maksimum : 200 kg/m2
Penggantung langit-langit (dari kayu), dengan bentang maksimum 7 kg/m5m dan jarak s.k.s minimum 0,8 m
Penutup atap genting dengan reng dan usuk/kaso per m50 kg/m2
Bidang atap
Penutup atap sirap dengan reng dan usuk/kaso per m2      : 40 kg/m2
Penutup atap seng gelombang (BWG 24) tanpa gordeng  : 10 kg/m2
Penutup lantai dari ubin semen portland, teraso dan beton, 24 kg/mtanpa adukan, per cm tebal
Semen asbes gelombang (tebal 5 mm) : 11 kg/m2

Catatan :
(1) Nilai ini tidak berlaku untuk beton pengisi
(2) Untuk beton getar, beton kejut, beton mampat dan beton padat lain sejenis, berat sendirinya harus ditentukan sendiri.
(3) Nilai ini adalah nilai rata-rata, untuk jenis kayu tertentu lihat Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia.


Rabu, 11 Mei 2011

Products and softwares on civil engineering

o other task is as challenging as the designing, construction and maintenance of bridges, roads, canals, dams, buildings, which falls under the domain of civil engineering. Changing the facet of naturally built environment in compliance to set standards as well as maintaining Nature's splendor is the key objective of every civil engineering project. The various offshoots of civil engineering like environmental engineering, water resources engineering,
geotechnical engineering
, materials engineering, structural engineering, transportation engineering, coastal engineering, construction engineering, surveying, and more, all rest on application of physical and scientific principles. In all these sub-disciplines, civil engineering products, civil engineering software development, civil engineering softwares play an important role in drawing precise and accurate engineering calculations.
A blend of physics and mathematics, which every civil engineer should have the expertise along with usage of the aforementioned software and products, i.e. civil engineering products, civil engineering software development, civil engineering softwares, facilitates easy practical solutions. The ancient monuments which are masterpieces of architectural and engineering wonders, were executed by artisans, stone masons, carpenters, amongst others. They followed practical techniques without using civil engineering softwares and advanced civil engineering products as available today. Their knowledge of physics and mathematics, but not always scholastic or academic qualifications, were their magic wands that enabled them to create architectural marvels.
Well, times have changed and where there are innovations and technological developments taking place, civil engineers utilize the same to give perfection to their skills. Civil engineering software development is one such IT oriented civil engineering discipline that has drawn much attention. Today most builders, contractors, designers, architects, civil engineers amongst others make use of civil engineering softwares. These civil engineering softwares are the result of civil engineering software development done by IT experts in complete sync with the civil engineering discipline.
History has its own record of the application of physical and mathematical principles in civil engineering; worth mentioning is Archimedes's work, dating back to the 3rd century BC. Brahmagupta, an Indian mathematician and astronomer first used arithmetic, especially Hindu-Arabic numerals, for civil engineering for the construction of canals, excavation and volume computations. That validates the fact of the importance of civil engineering since time immemorial.
But in today's hi-tech environment, the use of civil engineering products, civil engineering software development, civil engineering softwares is almost mandatory. If you are a civil engineer or run a civil engineering company or a contractor and the like, you will definitely make use of the same. Go only for those renowned IT brands or companies who have an expertise or well versed in civil engineering software development so that you get the right civil engineering softwares at the right price. Also use civil engineering products manufactured by reputed companies, those companies that guarantee quality and cost-effective products. The features of these civil engineering products should also be considered so that you don't lag behind in getting the right and the most precise measurements and other engineering details. If you consider these guidelines, you will not regret in procuring the best.

Different Branches Of Engineering As Career Option

If you are a student and confused about your career option, then we will give you a simple suggestion just go for a career course. Career courses, are those, where the main focus circulated only a particular subject. The subjects are related with the candidate’s future career option. As much as we are going to the age of new technologies, and new revolution, the growth of the economy and emerging industrial sector also uprising highly in all across the globe. With the changing mode of time, the demand in the job industry also highly developed and also changed. It was earlier when the company only requires people with a general academic back ground, now the whole scenario has changed. Now the expected criteria for the candidates are mandatory to have a specialized qualification in any of the respected subjects.

 Realizing the demand of the job’s world, the educational institutes are also opening several specialized courses in their area of education. All the subjects and stream has undergraduate degree, post graduate diploma and degree and also the certificate courses. Some popular career courses are- law degree, journalism and mass communication, aviation, interior decorators, fashion designing, acting, television and film production house, medical, paramedical, engineering studies, marine engineering courses, naturopathy courses, meteorology courses, and many other.

Students of marine engineering have bright future in the marine industry. Within a few years the industry deserves an enormous growth. Now it is seeking people with a good educational background in the marine engineering. The job criteria in this field are various, such as you can work as a designer; as a developer, and also you may work in the water fronts, port, etc. To get an admission in the marine engineering courses are requires a tough entrance test. The studies are different also. Courses in the marine engineering offers are; B.E Marine engineering, for the 4 year time period. And eligibility to apply is, candidates have to complete his or her 10+2 examination with science stream.

And you are looking for higher studies, such as; M.E in Marine engineering, need the degree in the undergraduate course with marine engineering stream. Students can also do a research phd in the marine engineering also. Institutes offer marine engineering courses are, Marine Engineering Research Institute in West Bengal, Marine engineering and research Institute in the Mumbai, International Marine communication center in Chennai are the few from the list.
It is the perfect career option for those who have a dream to stay on the sea. If you are wishing to make your career more specific in the marine engineering, then just do it fast. Opportunities are just waiting for you. Students for the meteorology have numerous opportunities now to start a higher study. The stream of meteorology offers a great career to its students. After completing their studies they can even go to the abroad. It is a different type of study, relates with the very important section of the world. There has few more branches, like; climatology, synoptic meteorology, dynamic meteorology, applied meteorology etc. Students of meteorology courses can join in the research work. And also they pick the profession in the meteorological department, or the lectureship.